Tepat Hari Selasa 23 April 2013, perwakilan dari berbagai kelompok
tani di seluruh Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung berkumpul di Balai
Desa Demuk Kecamatan Pucanglaban. Dihadiri pula serta didampingi oleh
stakeholder; yaitu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Mantri Tani, Pengamat
Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), dan pihak-pihak lainnya; mereka menerima
informasi mengenai Sosialisasi Subsidi Benih dalam rangka pelaksanaan tugas
pembantuan tahun anggaran 2013, mulai pk. 09.00 - 12.00 WIB.
Subsidi benih tersebut dimasukkan dalam
kegiatan SL-PTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu)
untuk setiap satu paket per kelompok tani dengan proporsi hamparan seluas 1
hektar sebagai Laboratorium Lapangan (LL) dengan 25 hektar sebagai hamparan
dampak. Untuk memenuhi sumberdaya manusianya maka ditentukan jumlah petani
peserta SL-PTT sebanyak 25 orang/ 1 hektar LL. Dengan adanya LL tersebut
diharapkan mereka bisa mendalami paket teknologi dengan implementasi kegiatan
berupa praktek lapangan (pengamatan) minimal 1 minggu sekali sehingga aspek
kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan) serta afektif (perubahan
sikap) bisa meningkat lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Keynote Speaker dari
Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Bapak Saring Hadiyono, bahwa subsidi
benih yang dicanangkan ini bersifat pola tertutup. Dengan kata lain, yang
mendapatkan subsidi benih hanya khusus kelompok tani/ petani di lokasi yang
melaksanakan kegiatan SL-PTT. Oleh karenanya, tentunya kelompok tani/ petani di
luar itu tidak mendapatkan akses subsidi tersebut. Sedangkan subyek
pelaksananya adalah Mantri Tani, PPL, POPT, TNI (Tentara Nasional Indonesia).
Khusus dari pihak TNI bertugas untuk mengawal jalannya pelaksanaan dan hal-hal
lain sehingga keamanan bisa terjamin dan terjaga.
Berdasarkan kawasannya SL-PTT
tahun 2013 dibagi menjadi 3 kriteria yakni pertama, kawasan pertumbuhan dengan
kriteria belum maju tentang pertaniannya serta produksi pertaniannya masih di
bawah rata-rata. Kedua, kawasan pengembangan yaitu kawasan yang produksi
pertaniannya sudah berkisar pada rata-rata provinsi di mana kabupaten/ kota tersebut
berada. Ketiga, kawasan pemantapan yang bercirikan telah mencapai produksi di
atas rata-rata provinsi di mana kabupaten/ kota tersebut berada dan skala
nasional.
Ditambahkan oleh Bapak Saring bahwa di Kecamatan Pucanglaban sendiri
telah dikriteriakan sebagai kawasan pengembangan (komoditi jagung hibrida)
serta kawasan pemantapan (komoditi padi gogo). Sebagai informasi, maka dapat
disimak jenis komoditi beserta ketentuan harganya, sebagai berikut :
Anggaran Subsidi Benih Tanaman Pangan TA 2013
NO
|
KOMODITAS
|
HARGA
BENIH
|
SUBSIDI
|
HARGA
JUAL
KE
PETANI (HET)
|
||
(Rp/Kg)
|
(Rp/Kg)
|
%
|
(Rp/Kg)
|
%
|
||
1
|
Padi
Inbrida
|
8.600
|
6.450
|
75
|
2.150
|
25
|
2
|
Jagung
Komposit
|
10.700
|
8.200
|
77
|
2.500
|
23
|
3
|
Kedelai
|
13.500
|
10.250
|
76
|
3.250
|
24
|
4
|
Padi
Hibrida
|
54.000
|
49.000
|
91
|
5.000
|
9
|
5
|
Jagung
Hibrida
|
38.000
|
19.000
|
50
|
19.000
|
50
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar