PENDAHULUAN
Panen melimpah tanaman padi
(panan raya) adalah momen yang sangat diharapkan para petani maupun pemerintah
(tentunya harus didukung oleh nilai jual produk yang tinggi pula). Untuk
merealisasikan hal tersebut banyak factor yang mendukungnya, salah satunya
yaitu dengan tidak meninggalkan metode pengaplikasian pupuk sebagai hara yang
dibutuhkan tumbuh kembang tanaman. Hasil panen padi yang tinggi tersebut dapat
dicapai dengan cara pemupukan berimbang yang memperhatikan ketersediaan dan
keseimbangan hara dalam tanah serta tingkat serapan hara sesuai kebutuhan
tanaman. Dalam hal ini khususnya yaitu pupuk N. Manakala tanaman kelebihan N
sehingga tampak daun berwarna hijau gelap maka akan mudah terserang hama
penyakit. Sebaliknya, bila tanaman kekurangan N yang daunnya berwarna hijau
kekuningan maka tentunya pertumbuhannya menjadi tidak normal.
Tanaman kelebihan N (daun berwarna hijau gelap)
mudah terserang hama penyakit
(sumber : Yayasan Peragi Deptan)
Tanaman kekurangan N (daun berwarna hijau kekuningan)
pertumbuhan tidak normal
(sumber : Yayasan Peragi Deptan)
Oleh karenanya diperlukan sarana
(alat) sebagai tolok ukur untuk mengetahui bagaimana melakukan pemupukan sesuai
jumlah dan waktu. Sarana yang dimaksud adalah Bagan Warna Daun (BWD).
CARA PENGGUNAAN
Membicarakan mengenai ketepatan
pemupukan sesuai jumlah dan waktu memang terkait erat dengan BWD karena alat
tersebut dapat membantu petani untuk mengetahui apakah tanaman perlu segera
diberi pupuk N atau tidak, dan berapa takaran N yang perlu diberikan. Pemberian
pupuk N berdasarkan pengukuran warna daun dengan BWD dapat menekan biaya
pemakaian pupuk sebanyak 15-20% dari takaran yang umum digunakan petani, tanpa
menurunkan hasil. Wujud fisik alat BWD yaitu terdiri
dari 6 skala warna mulai dari hijau kekuningan (skala 1) sampai hijau gelap
(skala 6) yang merefleksikan kandungan klorofil daun dan status nitrogen pada
tanaman.
6 Skala warna pada Bagan Warna Daun
Seperti
telah disinggung di atas (lihat gambar) bahwa BWD terdapat enam skala warna
(skala 1 sampai 6), yang masing-masing warna mencerminkan tingkat kehijauan
daun dan status N pada tanaman padi. Skala 1 pada BWD menggambarkan warna daun
hijau kekuningan atau cerminan dari tanaman yang kekurangan hara N. Sedangkan
skala 6 menggambarkan warna daun hijau gelap atau cerminan dari tanaman yang
terlalu subur.
Mengenai cara
singkat penggunaan BWD, sebagai berikut ini :
1. Pilih daun tanaman padi (sudah terbuka
penuh) berjumlah lima helai dalam setiap petak lahan*) dengan menggunakan random sampling methode. Dengan cara
komparasi fisik daun dengan skala BWD, maka akan didapatkan data skala untuk
penentuan score selanjutnya
√
|
√
|
|||
√
|
||||
√
|
√
|
Keterangan :
√
|
Tanaman sample
|
Tanaman non
sample
|
2. Pengukuran (komparasi fisik daun
dengan skala BWD) dilakukan dengan memperhatikan obyek/ daun, artinya daun
harus terlindung secara langsung dari sinar matahari, karena sinar matahari
dapat mempengaruhi warna daun menjadi bias sehingga mengakibatkan data
pengukuran tidak valid
3. Nilai hasil pengukuran warna daun
dicatat dan dirata-ratakan. Untuk mempermudah penjelasan, maka pada sesi ini
dicontohkan skalanya dari hasil pengukuran. Dari kelima daun yang diukur
masing-masing misalnya adalah 5 – 4 – 3 – 3 – 4, sehingga rata-rata skala warna
daun adalah (5 + 4 + 3 + 3 + 4) / 5 = 3,8
4. Dari hasil perhitungan tersebut,
manakala hasil rata-rata skala warna daun menunjukkan ≤ 4 maka tanaman padi
membutuhkan pupuk N sebanyak 20 kg (atau 45 kg urea/ hektar), dan jika ˃ 4 maka
tanaman belum waktunya diberi pupuk N. BWD
skor 4 menunjukkan Efisiensi Agronomi (EA) tertinggi, yaitu 32,69 kg gabah/1 kg
N
Keterangan :
- Pengukuran warna daun sebaiknya
dilakukan secara kontinyu setiap tujuh hari sekali, mulai hari ke-14 hst
- Pada pengaplikasian pemupukan, harus
tetap memperhatikan pemupukan secara berimbang yaitu tetap mengaplikasikan
pupuk yang mengandung N, P, maupun K, sebagai pupuk unsure makro
- Mengenai pupuk unsure mikro, maka
diperlukan pengaplikasian pupuk organic, karena pupuk organic selain mengandung
pupuk makro juga mengandung unsure mikro yang juga penting dibutuhkan oleh
tanaman
PENUTUP
Pemupukan berimbang merupakan
cara yang paling tepat untuk memenuhi hara tanaman padi, baik dalam jenis
(makro maupun mikro), jumlah, maupun waktu. Bila manajemen pemupukan tidak
sesuai secara proporsional maupun kondisional maka tumbuh kembang tanaman
justru akan tidak bagus sehingga hasil yang didapatkan juga tentunya tidak
sesuai yang diharapkan. Dengan demikian dibutuhkan factor yang sangat penting
mendukung pencapaian tumbuh kembang tanaman secara optimal yaitu : konsistensi
petani dalam penerapan teknologi informasi, didukung oleh sarana yang berkaitan
dengan hal tersebut salah satunya yaitu Bagan Warna Daun (BWD).
Tampak Penyuluh Pertanian Desa Demuk Kecamatan Pucanglaban
sedang memberi materi mengenai BWD pada Poktan Ngudi Joyo
Tampak Penyuluh Pertanian Desa Demuk Kecamatan Pucanglaban
sedang memberi materi mengenai BWD pada Poktan Puji Luhur
Para anggota poktan begitu khidmat menyimak penjelasan materi BWD yang disampaikan oleh penyuluhnya
Selamat siang
BalasHapussaya imam mahasiswa Universitas muhammdiyah sidoarjo. fakultas pertanian.
Apakah saya diberikan informasi, dimana saya bisa mendapatkan Bagan warna daun di Surabaya?
mohon informasinya
Hormat saya
Imam wahyudi
Umsida semester 8