Selamat Datang di Situs Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur, Email : bpp.pucanglaban@gmail.com, website : http://bpppucanglaban.blogspot.com - Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Selalu Peduli Demi Kesejahteraan Masyarakat Tani

Jumat, 25 Mei 2012

Usaha Pembibitan Sapi Potong

Di tingkat usaha peternak sapi potong rakyat dibentuk kawasan pembibitan sapi potong rakyat di daerah pedesaan (Village Breeding Centre = VBC). Kawasan pembibitan ini : (1) dibentuk berbasis partisipatif masyarakat, dan (2) system usaha agribisnis di dalam suatu kesatuan wilayah.

A.    Penentuan Lokasi VBC
Persyaratan karakteristik lokasi VBC :
Kepadatan sapi potong induk = 2-3 ekor/ Ha wilayah
Penerapan program IB = program IB sudah teradopsi lebih dari 5 tahun
Kesukaan/ preferansi peternak = minimal 90% peternak sapi potong adalah peternak sapi potong induk
Indeks Kapasitas Tampung (IKT) wilayah = IKT wilayah minimal 1,7*)

*) ketersediaan bahan kering (BK) dari pakan hijauan per hari adalah 1,7 kali dari tingkat kebutuhan BK bagi seluruh ternak sapi di wilayah yang bersangkutan.

Cara praktis dan cepat penentuan IKT dari suatu wilayah, antara lain sebagai berikut :
- Waktu penentuan IKT sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau/ periode sulit pakan hijauan
- Tentukan/ pilih secara acak 30 kandang yang tersebar
- Di setiap kandang tersebut catat jumlah sapi muda dan dewasa yang ada di dalam kandang
- Di setiap kandang tersebut catat jenis dan berat pakan hijauan yang tersedia selama satu hari saat dilakukan penghitungan IKT
- Gunakan table pada Lampiran 1 untuk mengestimasi nilai IKT atas dasar jumlah sapi muda-dewasa dan berat pakan hijauan yang tersedia di setiap kandang sample dan kemudian buat nilai rata-ratanya dari 30 buah kandang sample sebagai IKT wilayah yang bersangkutan.

B. Dibentuk Kelompok Sapi Induk Pilihan (SIP)
Kelompok SIP terdiri dari :
1.       Individu-individu sapi induk pilihan
2.       Individu-individu sapi dara pilihan (bibit sapi induk)

 



Contoh seekor Sapi Induk Pilihan (SIP)    



                                      

Populasi Sapi kelompok SIP dapat berasal dari :
1.       Hasil penjaringan dalam kawasan
Penjaringan/ screening terus menerus secara partisipatif oleh para peternak dengan cara seleksi individu. Kriteria untuk keleksi sapi induk kelompok SIP :
a. Tinggi badan/ gumba minimal 135 cm
b. Kondisi kesehatan organ reproduksi normal (pada waktu membeli/ pengadaan dipilih sapi induk yang sudah beranak 1-2 kali, tidak pernah mengalami keguguran, prolapsus (jawa = “boyong”) dan retensio placenta (ari-ari tertinggal) pada saat beranak terakhir
c. Bebas dari cacat fisik (kebutaan, pincang/ kaki tidak normal, kelainan tulang punggung dan bagian tubuh lainnya)
d. Memenuhi syarat fisik sebagai induk yang baik menurut kearifan local, antara lain tentang warna bulu, model tanduk, dan sebagainya
2.       Memasukkan (impor) sapi potong induk dari luar kawasan
3.       Hasil uji tampilan individu (individual performance test) anak sapi (pedet) betina keturunan dalam kelompok SIP

Penentuan bangsa sapi yang dikembangkan berdasarkan kesepakatan di antara para peternak dan juga sesuai dengan Perencanaan Pembangunan Kawasan Peternakan yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Acuan perbandingan antara bangsa local dan ex-import (bangsa Bos Taurus)




 Sapi Lokal



Sapi Bos Taurus






SAPI LOKAL

UKURAN YANG DINILAI

SAPI BOS TAURUS
Lebih kecil
Ukuran tubuh
Lebih besar
Baik
Adaptasi lingkungan tropis
Rendah
Lebih tinggi
Kemampuan menggunakan
pakan kualitas rendah
Lebih rendah
Responsive
Respon terhadap perbaikan pakan
Responsive
Lebih rendah
Laju pertumbuhan
Lebih tinggi
Lebih toleran
Toleransi terhadap penyakit tropis
Rentan
Baik
Kemampuan reproduksi
Rendah
Lebih liat
Kualitas daging
Lebih empuk

Bagi wilayah/ kawasan yang mempunyai IKT kategori rendah, pilihan bangsa sapi yang dikembangkan adalah bangsa sapi local (sapi PO, sapi Madura, atau sapi Bali).

Table Lampiran 1






(ditulis kembali dari Buku Inovasi Teknologi Sistem Produksi Sapi Potong Induk; Deptan, Balitbang BPTP Jatim 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar